Walaupun ga sepenuhnya akurat (antara
film & fakta sejarah yang ditulis Herodotus), timeline battle yang
difilmkan masih sejalan ama sejarah perjalanan invasi kedua Persia ke
Yunani. Persia sendiri sebelumnya pernah ngeinvasi Yunani di tahun
492-490 BC atas perintah Darius (bokapnya Xerxes), tapi
gagal. Si Xerxes ini (ternyata) lebih ambisius & lebih niat dari
bokapnya, ngumpulin semua pasukan di seluruh daerah jajahan Persia.
Invasi Xerxes juga ga sepenuhnya tepat waktu karena harus ngeberantas
pemberontakan di Mesir, setelah ditunda akhirnya jadi invasi juga.
Ngebawa lebih dari dua juta pasukan (kata Herodotus & Diodorus),
Xerxes ngeinvasi Yunani lewat Selat Hellespont pake jembatan
pontoon (jembatan semi-permanen). Untuk sampai ke Yunani, Xerxes punya 2
jalur : lewat darat & laut. Lewat darat, harus lewat Thermophylae (yang difilmin di "300"). Lewat laut, via Artemisium yang akhirnya tembus juga walaupun sulit (ga sesulit Battle of Thermophylae sih emang).
Walaupun Battle of Thermophylae &
Artemisium itu sebenernya semacem "misi bunuh diri" para patriot Yunani,
tapi emang tujuan 2 battle itu ya cuma buat ngulur waktu biar Yunani
bisa assemble the army and the navy as much as they could. Dengan
diulurnya waktu sampe sebulan, udah cukup lama buat Yunani untuk
ngumpulin pasukan.
Battle of Salamis sendiri nantinya diceritain
tentang kelanjutan invasi Xerxes. Walaupun secara strategi kalah di
Thermophylae (Yunani cuma mati 4000, Persia mati 20.000, tapi secara
military Persia menang karena bisa nembus), Xerxes
lanjut invasi Yunani yang nolak buat gabung ama Persia. Yunani
yang dimaksud bukan sebagai satu kesatuan utuh, tapi lebih kaya
"alliance" dari negara-negara kecil di Yunani. Greek Alliance sendiri
akhirnya maju perang di Salamis dipimpin ama Themistocles (diperanin
Sullivan Stapleton) dari Athena, didukung istrinya Leonidas (Queen
Gorgo, diperanin Lena Heady si Cersei Lannister) dan kompatriotnya.
Ga gampang bikin semua city-state di Yunani bersatu, perbedaan ideologi
& permusuhan mendarah daging antara satu city-state dan yang lain
bakal jadi tembok penghalang Themistocles buat nyatuin Yunani. Tapi mau
gimana lagi? Persia di depan mata bos! Persia juga gacuma Xerxes lagi
yang jadi sorotan, sekarang ada Artemisia (diperanin Eva Green) yang jadi komandan angkatan laut Persia.
Oiya, by the way si Artemisia ini bukan orang Persia, tapi keturunan yunani yang dibesarkan dan diasuh oleh orang persia. Gua abis nonton filmnya sih, ada satu adegan yang bikin doi bakal seksi banget men! ._.
Di awal tujuan Battle of Salamis, Yunani sebenernya cuma pengen ngecegah
Persia buat masuk lebih jauh ke daerah selatan Yunani, terutama
Peloponnesus. Tapi Themistocles akhirnya berhasil ngebujuk para pemimpin
aliansi buat ga cuma cegah Persia masuk Peloponnesus, tapi juga
meluluhlantahkan armada Persia biar seluruh Yunani aman tanpa ancaman
lagi. Ide ini akhirnya direalisasiin dengan kekompakan seluruh
city-states di Yunani, pake strategi perang laut yang ciamik di Selat
Salamis (liat aja filmnya nanti). Semangat persatuan Yunani yang tinggi
ngelawan kemarahan Xerxes, perang ini termasuk perang yang paling
memorable di sejarah Eropa kuno. Tapi kesombongan Xerxes sendiri yang
akhirnya berujung di kekalahan Persia.
Sehabis Battle of Salamis, Greco-Persian War nantinya bakal ditinggal
Xerxes yang mundur ke Asia Kecil, tinggal jendral Mardonius yang
ditugasin Xerxes buat nyelesein misi Persia ngejajah Yunani. Kemenangan
Yunani di Salamis juga jadi turning point buat perang ini, perang-perang
selanjutnya terus dimenangi Yunani. Kaya di Potidea, Xerxes yang lagi mundur ke Asia lewat Potidea & Olynthus
kaget liat ternyata lagi ada pemberontakan di Potidea & Olynthus.
Marahlah doi, tapi tetep aja kalah. Kalo di Potidea karena blunder
strategi perang laut, kalo di Olynthus doi menang (Unggul jumlah
pasukan, trus ngebantai seisi kota).
Yang terakhir, 2 battle besar yang jadi ending invasi Persia ke Yunani : Battle of Plataea ama Battle of Mycale.
Tapi 2 battle itu jelas bikin Persia kocar-kacir, terutama di Plataea.
Di Plataea, Mardonius yang kelewat ambisius ngejar pasukan Yunani yang
mundur (karena rapat terus ga perang-perang, kelamaan sampe suplai
makanan habis) pake light infantry doang, ternyata pasukan Yunani yang
dikejar (terutama Spartans) malah berani ngelawan balik. Hancurlah
pasukan Mardonius di situ. Eh ternyata sebagian sisa pasukan darat
Persia yang masih leha-leha belom siap perang di camp dibantai habis ama
pasukan Yunani. Beda jauh ama kondisi di Mycale, sisa-sisa angkatan
laut Persia harus kalah meski dengan hasil yang wajar : sama-sama banyak
kehilangan pasukan.
Mau lanjut tapi part 3nya belom ada. Yaudah
sampe sini aja, semoga kalian yang mau nonton Rise of an Empire nanti
bisa ngerti latar belakang & makna perang Greco-Persian lebih dalem
lagi, karena banyak banget yang bisa dipelajari dari perang ini hehe.
Perang Sparta
Apa Itu Perang Sparta?
Perang Sparta adalah Perang antara Persia Melawan Yunani
Pada Tahun 360 SM . Persia Dipimpin Oleh Raja Xerxes sedangkan Yunani Dipimpin
oleh Leonidas . Prajurit yang diturunkan ke Sparta (salah satu daerah Yunani)
bukan main-main , yaitu 170.000 orang . Sedangkan dari pihak Yunani , hanya ada
300 Spartan (nama Prajurit dari Sparta).
0 comments:
Post a Comment