Thursday, November 2, 2017

Faktor Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan spesifikasi, desain dan pengkodean.

Meningkatnya visibilitas (kemampuan) perangkat lunak sebagai suatu elemen sistem dan “biaya” yang muncul akibat kegagalan perangkat lunak, memotivasi dilakukannya perencanaan yang baik melalui pengujian yang teliti. Pada dasarnya, pengujian merupakan satu langkah dalam proses rekayasa perangkat lunak yang dapat dianggap sebagai hal yang merusak daripada membangun.

Dalam melakukan uji coba ada 2 masalah penting yang akan dibahas, yaitu :

A. Teknik uji coba perangkat lunak

B. Strategi uji coba perangkat lunak



TEKNIK UJI COBA PERANGKAT LUNAK

Pada dasarnya, pengujian merupakan suatu proses rekayasa perangkat lunak yg dapat dianggap (secara psikologis) sebagai hal yg destruktif daripada konstruktif.



SASARAN PENGUJIAN (Glen Myers) :

1. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan.
2. Test case yg baik adalah test case yg memiliki probabilitas tinggi untuk menemukan kesalahan yg belum pernah ditemukan sebalumnya.
3. Pengujian yg sukses adalah pengujian yg mengungkap semua kesalahan yg belum pernah ditemukan sebelumnya.



PRINSIP PENGUJIAN (diusulkan Davis) :

1. Semua pengujian harus dapat ditelusuri sampai ke persyaratan pelanggan.
2. Pengujian harus direncanakan lama sebelum pengujian itu dimulai.
3. Prinsip Pareto berlaku untuk pengujian perangkat lunak. Prinsip Pareto mengimplikasikan 80% dari semua kesalahan yg ditemukan selama pengujian sepertinya akan dapat ditelusuri sampai 20% dari semua modul program.
4. Pengujian harus mulai "dari yg kecil" dan berkembang ke pengujian "yang besar".
5. Pengujian yg mendalam tidak mungkin.
6. Paling efektif, pengujian dilakukan oleh pihak ketiga yg independen.



TESTABILITAS

Testabilitas perangkat lunak adalah seberapa mudah sebuah program komputer dapat diuji. Karena pengujian sangat sulit, perlu diketahui apa yg dapat dilakukan untuk membuatnya menjadi mudah.

Karakteristik perangkat lunak yg diuji :

* OPERABILITAS, semakin baik dia bekerja semakin efisien dia dapat diuji.
* OBSERVABILITAS, apa yg anda lihat adalah apa yg anda uji.
* KONTROLABILITAS, semakin baik kita dapat mengontrol perangkat lunak semakin banyak pengujian yg adapat diotomatisasi dan dioptimalkan.
* DEKOMPOSABILITAS, dengan mengontrol ruang lingkup pengujian kita dapat lebih cepat mengisolasi masalah dan melakukan pengujian kembali.
* KESEDERHANAAN, semakin sedikit yg diuji semakin cepat pengujian.
* STABILITAS, semakin sedikit perubahan semakin sedikit gangguan pengujian.
* KEMAMPUAN DIPAHAMI, semakin banyak informasi yg dimiliki semakin detail pengujiannya.



ATRIBUT PENGUJIAN YG BAIK :

* Memiliki probabilitas yg tinggi menemukan kesalahan.
* Tidak redundan.
* Harusnya ‘jenis terbaik’.
* Tidak boleh terlalu sederhana atau terlalu kompleks.



DESAIN TEST CASE

Terdapat bermacam-macam rancangan metode test case yg dapat digunakan, semua menyediakan pendekatan sistematis untuk uji coba, yg terpenting metode menyediakan kemungkinan yg cukup tinggi menemukan kesalahan.







Terdapat 2 macam test case:

1. Pengetahuan fungsi yg spesifik dari produk yg telah dirancang untuk diperlihatkan, test dapat dilakukan untuk menilai masing-masing fungsi apakah telah berjalan sebagaimana yg diharapkan.
2. Pengetahuan tentang cara kerja dari produk, test dapat dilakukan untuk memperlihatkan cara kerja dari produk secara rinci sesuai dengan spesifikasinya.



Dua macam pendekatan test yaitu :

1. Black Box Testing

Test case ini bertujuan untuk menunjukkan fungsi perangkat lunak tentang cara beroperasinya, apakah pemasukan data keluaran telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan apakah informasi yang disimpan secara eksternal selalu dijaga kemutakhirannya.

Tehnik pengujian black-box berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak, dengan melakukan test case dengan menpartisi domain input dari suatu program dengan cara yang memberikan cakupan pengujian yang mendalam.

Metode pengujian graph-based mengeksplorasi hubungan antara dan tingkah laku objek-objek program. Partisi ekivalensi membagi domain input ke dalam kelas data yang mungkin untuk melakukan fungsi perangkat lunak tertentu. Analisis nilai batas memeriksaa kemampuan program untuk menangani data pada batas yang dapat diterima.

Metode pengujian yang terspesialisasi meliputi sejumlah luas kemampuan perangkat lunak dan area aplikasi. GUI, arsitektur client/ server, dokumentasi dan fasilitas help dan sistem real time masing-masing membutuhkan pedoman dan tehnik khusus untuk pengujian perangkat lunak.



2. White Box Testing

Adalah meramalkan cara kerja perangkat lunak secara rinci, karenanya logikal path (jalur logika) perangkat lunak akan ditest dengan menyediakan test case yang akan mengerjakan kumpulan kondisi dan atau pengulangan secara spesifik. Secara sekilas dapat diambil kesimpulan white box testing merupakan petunjuk untuk mendapatkan program yang benar secara 100%.

Pengujian white-box berfokus pada struktur control program. Test case dilakukan untuk memastikan bahwa semua statemen pada program telah dieksekusi paling tidak satu kali selama pengujian dan bahwa semua kondisi logis telah diuji. Pengujian basic path, tehnik pengujian white-box, menggunakan grafik (matriks grafiks) untuk melakukan serangkaian pengujian yang independent secara linear yang akan memastikan cakupan.

Pengujian aliran data dan kondisi lebih lanjut menggunakan logika program dan pengujian loop menyempurnakan tehnik white-box yang lain dengan memberikan sebuah prosedur untuk menguji loop dari tingkat kompleksitas yang bervariasi. Pengujian black-box didesain untuk mengungkap kesalahan pada persyaratan fungsional tanpa mengabaikan kerja internal dari suatu program.



STRATEGI UJI COBA PERANGKAT LUNAK

Strategi uji coba perangkat lunak memudahkan para perancang untuk menentukan keberhasilan system yg telah dikerjakan. Hal yang harus diperhatikan adalah langkah-langkah perencanaan dan pelaksanaan harus direncanakan dengan baik dan berapa lama waktu, upaya dan sumber daya yg diperlukan.

Strategi uji coba mempunyai karakteristik sbb :

* Pengujian mulai pada tingkat modul yg paling bawah, dilanjutkan dgn modul di atasnya kemudian hasilnya dipadukan.
* Teknik pengujian yang berbeda mungkin menghasilakn sedikit perbedaan (dalam hal waktu)
* Pengujian dilakukan oleh pengembang perangkat lunak dan (untuk proyek yang besar) suatu kelompok pengujian yang independen.
* Pengujian dan debugging merupakan aktivitas yang berbeda, tetapi debugging termasuk dalam strategi pengujian.

Pengujian perangkat lunak adalah satu elemen dari topik yang lebih luas yang sering diacu sebagai verifikasi dan validasi (V& V).

Verifikasi : Kumpulan aktifitas yg menjamin penerapan perangkat lunak benar-benar sesuai dgn fungsinya.

Validasi : Kumpulan aktivitas yang berbeda yang memastikan bahwa perangkat lunak yang dibangun dapat memenuhi keperluan pelanggan.



1. PENGUJIAN UNIT

Unit testing (uji coba unit) fokusnya pada usaha verifikasi pada unit terkecil dari desain perangkat lunak, yakni modul. Uji coba unit selalu berorientasi pada white box testing dan dapat dikerjakan paralel atau beruntun dengan modul lainnya.



2. PENGUJIAN INTEGRASI

Pengujian terintegrasi adl teknik yg sistematis untuk penyusunan struktur program, pada saat bersamaan dikerjakan uji coba untuk memeriksa kesalahan yg nantinya digabungkan dengan interface.

Metode pengujian

a) top down integration

b) buttom up integration



a) Top- down integration

Top down integration adalah pendekatan incremental dengan menggerakkan ke bawah melalui hirarki control, dimulai dengan control utama. Strategi intergrasi top-down memeriksa control mayor atau keputusan pada saat awal di dalam proses pengujian. Pada struktur program yang difaktorkan dengan baik, penarikan keputusan terjadi pada tingkat hirarki yang lebih tinggi sehingga terjadi lebih dulu.

Strategi top-down kelihatannya tidak sangat rumit, tetapi di dalam praktenya banyak menimbulkan masalah logistic. Biasanya masalah ini terjadi jika dibutuhkan pemrosesan di dalam hirarki pada tingkat rendah untuk menguji secara memadai tingkat yang lebih tinggi.







b) Pengujian Integrasi Bottom-up

Bottom up integration memulai konstruksi dan pengujian dengan modul atomic (modul pada tingkat paling rendah pada struktur program). Karena modul diintegrasikan dari bawah ke atas, maka pemrosesan yang diperlukan untuk modul subordinate ke suatu tuingkat yang diberikan akan selalu tersedia dan kebutuhan akan stub dapat dieliminasi. Strategi integrasi bottom-up dapat diimplementasi dengan langkah-langkah:

1. modul tingkat rendah digabung ke dalam cluster (build) yang melakukan subfungsi perangkat lunak spesifik.
2. Driver (program control untuk pengujian) ditulis untuk mengkoordinasi input dan output test case
3. cluster diuji
4. driver diganti dan cluster digabungkan dengan menggerakkannya ke atas di dalam struktur program.

STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK


Dalam strategi pengujianperangkat lunak dapat digambarkan dengan ilustrasi berikut: Sebuah perangkat lunak dimulai daripenentuan kebutuhan perangkat lunak, kemudian prose dilanjutkan ke dalam bentukrancangan, dan akhirnya ke pengkodean. 
Strategi pengujian serupa dengan haltersebut, dimulai dengan unit testing di pusat spiral di mana masing-masingmodul/unit dari perangkat lunak yang diimplementasikan dalam source codemenjadi sasaran pengujian. Kemudian dilakukan integration testing dengan focuspengujian adalah desain dan kontruksi arsitektur perangkat lunak. Selanjutnyadilakukan validation testing dengan sasaran pengujian adalah kesesuaian dengankebutuhan perangkat lunak yang telah ditentukan di awal. Terakhir padalingkaran terluar spiral sampai pada system testing, di mana perangkat lunakdan keseluruhan sistem diuji.

A. PendekatanStrategis ke Pengujian Perangkat lunak

Pengujianmerupakan rangkaian aktivitas yang dapat direncanakan sebelumnya dan dilakukansecara sistematis. Strategi uji coba perangkat lunak memudahkan para perancanguntuk menentukan keberhasilan system yg telah dikerjakan. Hal yg harusdiperhatikan adalah langkah-langkah perencanaan dan pelaksanaan harusdirencanakan dengan baik dan berapa lama waktu, upaya dan sumber daya ygdiperlukan Strategi uji coba mempunyai karakteristik sbb :

a. Pengujian mulai pada tingkat modul yg paling bawah,dilanjutkan dgn modul di atasnya kemudian hasilnya dipadukan

b. Teknik pengujianyang berbeda mungkin menghasilakn sedikit perbedaan (dalam hal waktu)

c. Pengujiandilakukan oleh pengembang perangkat lunak dan (untuk proyek yang besar) suatukelompok pengujian yang independen.

d. Pengujian dandebugging merupakan aktivitas yang berbeda, tetapi debugging termasuk dalamstrategi pengujian.

Validasi dan validasi
Verifikasi dan validasi merupakandua istilah yang sering dikaitkan dengan tahapan pengujian perangkat lunak.Verifikasi mengacu pada serangkaian aktivitas untuk memastikan bahwa perangkatlunak mengimplementasikan fungsi tertentu secara benar, sedangkan validasimengacu pada serangkaian aktivitas untuk memastikan bahwa perangkat lunak yangtelah dibuat sesuai denga kebutuhan konsumen.

Definisi V&V mencakupserangkaian aktivitas dari penjaminan kualitas perangkat lunak (SQA) yangmeliputi kajian teknis formal, audit kualitas dan control, monitoring kinerja,simulasi, studi feasibilitas, kajian dokumentasi, kajian basisdata, analisisalgoritma, pengujian pengembangan, pengujian kualifikasi, dan pengujianinstalasi.

Pengorganisasian Pengujian Perangkat Lunak
Proses pengujian sebuah perangkat lunaksebaiknya melibatkan pihak yang memang secara khusus bertanggung jawab untukmelakukan proses pengujian secara independen. Untuk itulah diperlukanIndependent Test Group (ITG).
Peran dari ITG adalah untuk menghilangkan“conflict of interest” yang terjadi ketika pengembang perangkat lunak berusahauntuk menguji produknya sendiri.
Walaupun seperti itu, sering terjadibeberapa kesalahan pemahaman berkaitan dengan peran ITG, antara lain:
a. Pengembangtidak boleh melakukan pengujian sama sekali. Pendapat ini tidak 100% benar,Karena dalam banyak kasus, pengembang juga melakukan proses unit testing danintegration test.
b. Perangkatlunak dilempar begitu saja untuk diuji secara sporadic. Hal tersebut adalahsalah karena pengemmbang dan ITG bekerja sama pada kesalahan proyek untukmemastikan pengujian akan dilakukan. Sementara pengujian dilakukan, pengembangharrus memperbaiki kesalahan yang ditemukan.
c. Pengujitidak terlibat pada proyek sampai tahap pengujian dimulai. Hal tersebut salahkarena ITG merupakan bagian dari tim proyek pengembangan perangkat lunak dimanaia terlihat selama spesifikasi proses dan tetap terlinat pada keseluruhanproyek besar.

B. Masalah-Masalah Strategis
Masalah-masalah berikut harus diselesaikanbila pengujian ingin berlangsung sukses:
1. Menspesifikasikan kebutuhan produkpada kelakuan yang terukur sebelum pengujian dimulai. Strategi pengujian yangbaik tidak hanya untuk menenmukan kesalahan, namun juga unutk menilai kualitasprogram.

2. Menspesifikasikan tujuan pengujiansecara eksperangkat lunakisit. Sasaran spesifik dari pengujian harus dinyatakandalam bentuk yang terukur

3. Mengidentifikasikan kategori useruntuk perangkat lunak dan membuat profilnya masing-masing. Beberapa kasus yangmenggambarkan scenario interaksi bagi masing-masing kategori dapat mengurangikerja pengujian dengan memfokuskan pengujian pada penggunaan actual produk.

4. Membangun rencana pengujian yangmenegaskan rapid cycle testing. Umpan balik yang muncul dari rapid cycletesting dapaat digunakan untuk mengontrol kualitas dan strategi pengujian yangsesuai.

5. Membangun perangkat lunak yang tangguhyang dirancang untuk menguji dirinya sendiri. Perangkat lunak dapatmendiagnosis jenis-jenis kesalahan tertentu dan mengakomodasi pengujianotomatis dan pengujian regresi.

6. Menggunakan tinjauan formal yang efektif sebagai filter sebekum pengujian.Kajian teknis formal dapat mengungkap kesalahan seefektif pengujian sehinggadapat mengurangi jumlah kerja pengujian.

7. Mengadakan tinjauan formal dapatmengungkap inkonsistensi, penghapusan, dan kesalahan seketika dalam pendekatanpengujian.

8. Membangun pendekatan yang meningkatsecara berkelanjutan untuk proses pengujian. Strategi pengujian harus terukur.Metric yang terkumpul selama pengujian harus digunakan sebagai bagian daripendekatan control proses statistical bagi pengujian perangkat lunak.

C. PengujianUnit

Unit testing (uji coba unit) fokusnya pada usahaverifikasi pada unit terkecil dari desain perangkat lunak, yakni modul. Ujicoba unit selalu berorientasi pada white box testing dan dapat dikerjakanparalel ayau beruntun dengan modul lainnya.


PertimbanganPengujian Unit
Interface modul diuji untuk memastikan bahwa informasisecara tepat mengalir masuk dan keluar dari inti program yang diuji. Strukturdata local diuji untuk memastikan bahwa data yang tersimpan secara temporaldapat tetap menjaga integritasnya selama semua langkah langkah di dalamsuatu algoritma dieksekusi. Kondisi batas diuji untuk memastikan bahwa modulberoperasi dengan tepat pada batas yang ditentukan untuk membatasipemrosesan. Semua jalur independen(jalur dasar) yang melalui struktur controldipakai sedikirnya satu kali. Dan akhirnya penanganan kesalan diuji.


Prosedur Pengujian Unit
sumber telah dikembangkan, ditunjang kembali dandiverifikasi untuk sintaksnya, maka perancangan test case dimulai. Peninjauankembali perancangan informasi akan menyediakan petunjuk untuk menentukan testcase. Karena modul bukan program yg berdiri sendiri maka driver (pengendali)dan atau stub perangkat lunaK harus dikembangkan untuk pengujian unit.

Driver adlprogram yg menerima data untuk test case dan menyalurkan ke modul yg diuji danmencetak hasilnya.

Stub melayanipemindahan modul yg akan dipanggil untuk diuji

D. Pengujian Integrasi

Pengujian terintegrasi adl teknik yg sistematis untukpenyusunan struktur program, pada saat dikerjakan uji coba untuk memeriksakesalahan yg nantinya digabungkan dengan interface. Metode pengujian:

1. Top down integration

Merupakan pendekatan inkrmental untuk penyusunanstruktur program. Modul dipadukan dgn bergerak ke bawah melalui kontrol hirarkidimulai dari modul utama. Modul subordinat ke modul kontrol utama digabungkanke dalam struktur baik menurut depth first atau breadth first.

Proses integrasi:

a. Modul utama digunakan sebagai test driver danstub yg menggantikan seluruh modul yg secara langsung berada di bawah modulkontrol utama.

b. Tergantung pada pendekatan perpaduan yg dipilih(depth / breadth)

c. Uji coba dilakukan selama masing-masing moduldipadukan

d. Pada penyelesaian masing-masing uji coba stub yglain dipindahkan dgn modul sebenarnya.

e. Uji coba regression yaitu pengulangan pengujianuntuk mencari kesalahan lain yg mungkin muncul.

2. Buttom up integration

Pengujian buttom up dinyatakan dgn penyusunan ygdimulai dan diujicobakan dgn atomic modul (modul tingkat paling bawah pdstruktur program). Karena modul dipadukan dari bawah ke atas, proses ygdiperlukan untuk modul subordinat yg selalu diberikan harus ada dan diperlukanuntuk stub yg akan dihilangkan.


Strategi pengujian

a. Modul tingkat bawah digabungkan ke dalam clusteryg memperlihatkan subfungsi perangkat lunak

b. Driver (program kontrol pengujian) ditulisuntuk mengatur input test case dan output

c. Clusterdiuji

d. Driver diganti dan cluster yg dikombinasikandipindahkan ke atas pada struktur program


E. Pengujian Validasi

Setelah semua kesalahan diperbaiki maka langkahselanjutnya adalah validasi terting. Pengujian validasi dikatakan berhasil bilafungsi yg ada pada perangkat lunak sesuai dgn yg diharapkan pemakai. Validasiperangkat lunak merupakan kumpulan seri uji coba black box yg menunjukkansesuai dgn yg diperlukan.

Kemungkinan kondisi setelah pengujian:

1. Karakteristikperformansi fungsi sesuai dgn spesifikasi dan dapat diterima

2. Penyimpangandari spesifikasi ditemukan dan dibuatkan daftar penyimpangan.


Pengujian BETA dan ALPHA
Apabila PERANGKAT LUNAK dibuat untuk pelanggan makadapat dilakukan aceeptance test sehingga memungkinkan pelanggan untukmemvalidasi seluruh keperluan. Test ini dilakukan karena memungkinkan pelanggan menemukan kesalahan yg lebih rinci danmembiasakan pelanggan memahami PERANGKAT LUNAK yg telah dibuat.

Pengujian Alpha

Dilakukan pada sisi pengembang oleh seorang pelanggan.Perangkat Lunak digunakan pada setting yg natural dgn pengembang “yg memandang”melalui bahu pemakai dan merekam semua kesalahan dan masalah pemakaian

Pengujian Beta

Dilakukan pada satu atau lebih pelanggan oleh pemakaiakhir perangkat lunak dalam lingkungan yg sebenarnya, pengembang biasanya tidakada pada pengujian ini. Pelanggan merekan semua masalah (real atau imajiner) ygditemui selama pengujian dan melaporkan pada pengembang pada interval waktutertentu.


F. Pengujian Sistem.

Pada akhirnya PERANGKAT LUNAK digabungkan dgn elemensystem lainnya dan rentetan perpaduan system dan validasi tes dilakukan. Jikauji coba gagal atau di luar skope dari proses daur siklus pengembangan system,langkah yg diambil selama perancangan dan pengujian dapat diperbaiki.Keberhasilan perpaduan PERANGKAT LUNAK dan system yg besar merupakan kuncinya.

Sistem testing merupakan rentetan pengujian ygberbeda-beda dgn tujuan utama mengerjakan keseluruhan elemen system ygdikembangkan.


Recovery Testing

Adalah system testing yg memaksa PERANGKAT LUNAKmengalami kegagalan dalam bermacam-macam cara dan apakah perbaikan dilakukandgn tepat.

Security Testing

Adalah pengujian yg akan melalukan verifikasi darimekanisme perlindungan yg akan dibuat oleh system, melindungi dari hal-hal ygmungkin terjadi.

Strees Testing

Dirancang untuk menghadapi situasi yg tidak normalpada saat program diuji. Testing ini dilakukan oleh system untuk kondisi seperti volume data yg tidak normal (melebihiatau kurang dari batasan) atau fekuensi.

G. Debugging

Debugging bukan merupakanpengujian, namun merupakan konsekuensi dari pengujian yang berhasil. Jikasebuah kasus uji berhasil menemukan kesalahan, maka proses debugging bertujuanuntuk menghilangkan kesalahan tersebut.

Debugging merupakan proses yangsulit untuk dilakukan karena adanya beberapa karakteristik bug seperti:

1. Gejala dan penyebab dari bug bisa sajasangat jauh, gejala dapat muncul pada bagian tertentu dari program danpenyebabnya bisa saja berada pada bagian lain yang sangat jauh dari tempatmunculnya gejala.

2. Gejala dapat hilang ketika kesalahanyang lain diperbaiki

3. Gejala dapat ditimbulkan oleh sesuatuyang tidak salah(mis. Pembulatan yang tidak akurat).

4. Gejala dapat disebabkan oleh masalahtiming.

5. Kemungkinan sulit untuk memproduksikondisi onput secara akurat.

6. Gejala dapat terjadi tiba-tiba.

7. Gejala dapat disebabkan oleh sesuatuyang didistribusikan melewati sejumlah tugas yang bekerja pada prosesor yangberbeda-beda.


Terdapat 3 jenis pendekatandebugging, antara lain:

a. Brute Force

Merupakan teknik yang paling seringdigunakan dan paling tidak efisien dalam mengisolasi penyebab kesalahan. Denganprinsip “biarkan computer menemukan kesalahan”, maka seluruh sumber dayacomputer digunakan dengan tujuan untuk menemukan penyebab kesalahan

b. Backtracking

Merupakan pendekatan yang dimulaidari penemuan gejala kemudian menelusuri balik hingga ke penyebab.

c. Cause Elimination

Dimanifestasikan oleh induksi ataudeduksi dan menggunakan konsep partisi biner. Data yang berhubungan dengankesalahan yang muncul dikumpulkan untuk mengisolasi penyebab. Kemudian dibuatsebuah hipotesis dan data digunakan untuk membuktikan hipotesis tersebut.Daftar rangkaian penyebab yang mungkin dibuat dan dilakukan pengujian untukmengeliminasi penyebab-penyebab tersebut. Jika pengujian menunjukkan kebenaranhipotesis untuk suatu penyebab, maka data diperbaiki untuk mengisolasi bug.Sekali bug ditemukan, bug harus diperbaiki. Namun, perbaikan pada bug dapatmemunculkan kesalahan lain, maka ada beberapa pertimbangan sebelum bugdihilangkan antara lain:

1) Apakah penyebab bug ada pada bagianlain dari program?

2) Apakah “bug yang lain” mungkin terjadipada saat perbaikan dilakukan?

3) Apakah yang telah dilakukan untukmencegah bug pada tempat pertama?